Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2025

Langit dan Harap

Gambar
  gambar dibuat oleh AI Penulis:  Mau’idhotun Nisa’ (anggota bidang kader PK IMM Ganesha) Langit adalah gelap Sampai tiba ia dinaungi gemerlap Menyilaukan cahaya Bagi insan-insan penuh damba Langit adalah suram Sampai tiba ia dinaungi temaram Menaungi alas berpijak Bagi para peninggal jejak Adalah aku, sang penyulam harap Ditengah-tengah gelap Adalah aku sang perintis mimpi Dalam redup yang menyelimuti Kini harapku dapat terbang bebas Tiada terhalang tabir pembatas Terlepas dalam balutan harap Agar terwujud Dalam diamnya do’a Dan panjangnya sujud  

IMM UNESA Gelar Bakti Sosial di Bangkalan, Tumbuhkan Spirit Religius dan Kepedulian Sosial Mahasiswa

Gambar
dokumentasi kegiatan Penulis: Fara Zafira Yasmin (Ketua Bidang RPK PK IMM Educare) Sebagai wujud pengamalan nilai religiusitas, humanitas, dan intelektualitas, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Universitas Negeri Surabaya menggelar kegiatan Bakti Sosial dan Pengabdian Masyarakat pada 05/06/2025 di Dusun Bulu Bawah, Desa Bulu, Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan, Madura. Kegiatan ini menyasar masyarakat desa sekaligus menjadi ruang aktualisasi mahasiswa dala m mempererat ikatan sosial dan menyebarkan nilai-nilai kemanusiaan di momen Idul Adha. Pembukaan kegiatan dilakukan secara resmi dengan melibatkan tokoh masyarakat dan warga setempat. Dalam pelaksanaannya, kegiatan disusun padat selama empat hari dengan mengedepankan sinergi antara mahasiswa dan masyarakat. Salah satu panitia yaitu, Ildagis Binarsia menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan pengalaman spiritual sekaligus sosial yang mengubah cara pandangnya terhadap kemanusiaan. “Saya merasa manusia yang belum menjadi manusia. Ke...

Khudi dan Gagasan Pendidikan Dalam Konteks Indonesia: Rekonstruksi Pendidikan Oleh Sir Muhammad Iqbal

Gambar
gambar dari pinterest Penulis: Fikri Alvian (ketua Bidang HPKP PK IMM Educare) Pendidikan merupakan hal paling fundamental dalam sejarah umat manusia. Karena pendidikan merupakan sebuah cita-cita kemanusiaan yang universal, maka diperlukannya sebuah konsep filosofi pendidikan untuk menjawab tantangan permasalahan zaman dan memberikan manfaat bagi banyak pihak (Sugiarta et al., 2019) . Dalam sejarah umat manusia, pendidikan telah mengalami banyak pergeseran makna dan saling membentuk berbagai budaya pemikiran manusia. Melalui pendidikan, manusia dapat mengenali jati diri, tujuan hidup, dan mengoptimalkan potensinya sebagai manusia yang luhur dan bermoral. Sehingga pertanyaan yang dapat diajukan ialah apakah system pendidikan yang ada saat ini sudah sesuai dengan konteks Indonesia? Untuk siapakah pendidikan ini diberikan? Kemudian pendidikan seperti apa yang dapat ditawarkan dalam konteks Indonesia? Pendidikan menjadi suatu proses memanusiakan manusia (humanisasi) agar seluruh sikap dan ...

"Islam itu Pembunuh!”: Islam Tak Sekaku dan seperti Teroris yang Dibayangkan

Gambar
  gambar dari pinterest Oleh: IMMawati Ildagis Binarsia (Sekretaris Bidang Organisasi PK IMM Educare) Sejatinya menghadap ke manapun, kita melihat kebesaran Allah yang membuat kita menyebut  nama Nya. Bukan cuma di Ka’bah, tapi juga di gubuk-gubuk orang miskin, di rumah-rumah  yatim, bahkan di Lembaga pemasyarakatan. Masjid bisa roboh, Ka’bah bisa sepi tapi hati  manusia yang beriman akan abadi dalam ketataan dan kecintaan pada-Nya. — Husein Ja’far  Al-Hadar, Tuhan Ada di Hatimu. Islam tidak terlepas dari ajaran-ajaran tertibnya setiap saat, jika islam beratnya harus  melaksanakan sholat lima waktu setiap hari, harus menjaga akhlak, menaati moral yang berlaku  sesuai batas koridornya, atau membayar zakat setiap tahun yang sudah ditentukan, khusunya  perempuan harus menjaga auratnya sesuai dengan anjurannya. Islam adalah agama yang penuh  kasih, penuh percikan cinta serta kedamaian di hati dan tidak memaksa, sebagaimana  dicontohkan Nabi ...

Ketika Kader Menekan Kader: Krisis Diam-Diam dalam Tubuh IMM

Gambar
gambar dari pinterest Penulis: M. Sayyid Mushaddaq (Sekretaris bidang kader koorkom periode 2023/2024) Dalam perjalanan kaderisasi, IMM selalu menanamkan nilai-nilai dasar berupa religiusitas, intelektualitas, dan humanitas. Nilai-nilai ini bukan sekadar slogan, melainkan arah gerak bahwa kader IMM dididik bukan hanya untuk berpikir, tetapi juga untuk bertindak. Terutama ketika berhadapan langsung dengan realitas sosial yang menuntut kepekaan, keberanian, dan keikhlasan.   Namun dalam praktiknya, kita masih sering dihadapkan pada kenyataan yang menggelisahkan, semangat untuk bergerak terkadang dibenturkan dengan belenggu formalisme. Ketika kader berinisiatif menjawab kebutuhan ikatan dengan maupun tanpa arahan struktural, reaksi yang muncul tidak selalu berupa dukungan. Ada kalanya, yang muncul justru kecurigaan, tekanan administratif, bahkan penghakiman yang dibungkus dalam bahasa organisasi.   Tanpa disadari, ini menjadi gambaran dari krisis yang lebih dalam, krisis saling p...

Setapak Hijau, Langit Biru dan Merah IMM

Gambar
dokumentasi kegiatan Penulis: IMMawan Dika Agus Irawan (anggota bidang kader PK IMM Ganesha) Dari balik sawah hijau dan jalan berdebu di kampung halaman, aku memandang langit biru dengan penuh impian. Terlahir sebagai anak desa dengan latar orang tua yang tak berpendidikan formal, segala sesuatu bagiku terasa asing. Namun, justru dari sinilah cerita panjang bermula – dari kegigihan menuntut ilmu dengan bekal kepercayaan bahwa Allah tidak pernah menoleh pada latar belakang seorang hamba. Di bangku sekolah dasar dan SMA, aku menebar benih cita-cita dan bertemu lingkungan baru yang perlahan membimbing arah jalanku. Di bangku kelas itulah aku pertama kali mengenal sosok Muhammadiyah – bukan dari ayah ataupun ibuku, tetapi dari guru-guru dan teman-teman di sekolah yang mengajarkanku nilai kebajikan dan tekad perubahan. Semangat menuntut ilmu mengantarkanku ke sudut-sudut perpustakaan dan ruang baca kota kecil. Di sanalah cinta pada pengetahuan tumbuh mekar, seiring berdirinya karakter yang ...

Manusia Desa

Gambar
gambar dari pinterest    Penulis: Mau'idhotun Nisa' (Anggota Bidang Kader PK IMM Ganesha) Tuan Karyah  Tuan Mullah  Bukan Dia  Dia Tuan merdeka Ombang-ambing angin  Tak mampu menjatuhkan  Penikmat sampan  Bertahar demi sebuah pangan Satu gubuk berempat  Tak ada kesalahan berlapat  Harmoni dengan tampah  Tempe dan tahu akan bersinggah Ia sungguh elok  Tak terpatri layu matanya  Kalanya berteriak  Semua bertanya kenapa Wahai Narapati  Bangkitlah  Kau telah merdeka  Dari pancaroba dunia

Menyelami Arti "Fastabiqul Khairat" dalam Konteks Idul Adha: bukan Perlombaan Materi tapi Lomba Mendekatkan Diri

Gambar
  dokumentasi kegiatan Penulis: Mazley Insafi (kader IMM Unesa) “Menyelami arti fastabiqul khoirot dalam konteks idul adha”, itulah tema pengajian singkat yang dibawakan oleh ustadz Dwi Jaka, S.Ag., M.Pd dalam penutupan baksos (bakti sosial) yang diselenggarakan oleh IMM Unesa. Bertempat di desa Buluh, kecamatan Socah, kabupaten Bangkalan pada 5-8 Juni 2025 kemarin. Singkatnya, apa isi pengajian singkat tersebut?. Idul Adha adalah perayaan yang merangkum esensi ketaatan Nabi Ibrahim , pengorbanan Nabi Ismail , dan keikhlasan Hajar . Ia adalah momen refleksi mendalam tentang makna memberi. Lebih dari sekadar ritual penyembelihan hewan, Idul Adha adalah undangan untuk menyembelih ego, menanggalkan belenggu keserakahan, dan mengikis habis karat-karat ketidakpedulian.  Fastabiqul khairat; sebuah ajakan universal untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Ini adalah perlombaan tanpa medali yang tampak, tanpa piala yang berkilauan. Ganjarannya adalah kedamaian jiwa yang tak tergantikan...

Relevansi Psikologi Dakwah dalam Gerakan Muhammadiyah: Masih kah Didengar dan Berdampak?

Gambar
gambar dibuat oleh AI Penulis: Ildagis Binarsia (SekBid Organisasi  PK IMM Educare) Fenomena dekadensi moral di kalangan generasi muda saat ini menjadi tantangan serius dalam pembangunan karakter bangsa. Tanda-tanda dekadensi ini tampak dalam berbagai bentuk seperti meningkatnya gaya hidup hedonis, lemahnya kesadaran spiritual, krisis identitas, serta rendahnya literasi nilai moral dan agama. Gaya hidup hedonistik ditandai dengan pencarian kesenangan sesaat, konsumtif, dan minim tanggung jawab sosial. Di sisi lain, krisis identitas membuat banyak remaja mengalami kebingungan akan jati diri, sehingga mudah terpengaruh oleh budaya luar yang tidak selalu sejalan dengan nilai-nilai luhur bangsa dan agama. Situasi ini diperparah oleh derasnya arus informasi digital yang tidak diimbangi dengan kemampuan berpikir kritis dan pendalaman nilai, menyebabkan nilai-nilai moral menjadi kabur atau bahkan dianggap tidak relevan lagi (Zubaedi, 2011; Prayitno, 2022). Menghadapi tantangan ini, pendek...

Melihat UNESA sebagai Inclusive Campus : Apa Sudah Ada Kesadaran Penuh Peran Kita sebagai Warga UNESA?

Gambar
gambar dari  pinterest Penulis: Ildagis Binarsia (Kader PK IMM Educare) Universitas Negeri Surabaya ( UNESA ) raih penghargaan kampus ramah disabilitas dalam Beritajatim   award Mei 2024 , pendidikan inklusif sendiri memiliki makna sangat merata memastikan semua anak tanpa memandang perbedaan fisik, intelektual, sosial, emosional, bahasa atau kondisi lainnya mendapatkan kesempatan yang setara untuk belajar bersama di dalam lingkungan yang sama. Mendapatkan aksestabilitas, hak partisipasi aktif, penyesuaian terhadap segala bentuk kebijakan, serta penerimaan yang baik, tentu saja menjadi beberapa hal yang digaris besar oleh pendidikan inklusif sendiri. Melihat beberapa fakta menarik dari teman-teman disabilitas serta aspirasi mereka yang belum sepenuhnya terdengar. Mereka merasa belum sepenuhnya di dukung serta mendapatkan hak belajar semestinya. Berdasarkan Pasal 51 Undang- Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002. “Anak Penyandang Dis...