Falsafah, Politik dan Perkaderan
Falsafah, sebagai sumber dari segala ilmu dan pemikiran dasar, memberikan petunjuk dan sasaran bagi tindakan politik. Sistem politik yang kuat didasarkan pada nilai-nilai filosofis yang diyakini dan diperjuangkan bersama. Tanpa dasar falsafah yang solid, politik bisa kehilangan arah dan terperangkap dalam pragmatisme sesaat yang tidak membawa manfaat untuk jangka panjang. Ideologi politik contohnya adalah hasil dari filosofi tertentu yang memberikan gambaran tentang bagaimana masyarakat seharusnya terorganisasi dan diatur.
Politik. Di sisi lain, politik merupakan seni dan ilmu dalam mengelola kekuasaan untuk mencapai tujuan bersama yang diimpikan oleh falsafah. Ini melibatkan proses pengambilan keputusan, pembuatan kebijakan, dan distribusi sumber daya. Politik yang sehat mampu mengubah nilai-nilai filosofis menjadi tindakan nyata, menciptakan masyarakat yang adil, sejahtera, dan berbudaya. Namun, politik juga merupakan tempat bertarungnya berbagai kepentingan, sehingga dibutuhkan orang-orang yang tidak hanya memiliki pemahaman filosofis yang mendalam tetapi juga keterampilan strategis dan etika yang baik.
Perkaderan. Di sinilah pentingnya proses perkaderan. Perkaderan merupakan langkah sistematis dalam membentuk individu-individu yang memiliki kemampuan intelektual, moral, dan keterampilan yang diperlukan untuk mengungkapkan dan memperjuangkan nilai-nilai filosofis dalam konteks politik. Melalui perkaderan, generasi berikutnya dipersiapkan untuk menjalankan amanah kepemimpinan dan meneruskan perjuangan mewujudkan cita-cita bangsa dan organisasi. Perkaderan bukan hanya tentang mentransfer pengetahuan, namun juga membangun karakter, menanamkan nilai-nilai, serta mengembangkan kemampuan analisis dan aksi.
IMM Sebagai Organisasi Perkaderan
Dalam konteks di Indonesia, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) berperan sebagai salah satu organisasi perkaderan yang sangat penting. Berdasarkan nilai-nilai Islam yang progresif dan visi Muhammadiyah, IMM berkomitmen untuk mencetak intelektual muslim yang memiliki kesadaran sosial, kepekaan politik, serta dedikasi terhadap keadilan dan kemanusiaan. Proses perkaderan di IMM tidak hanya terpusat pada pemahaman keagamaan dan ke-Muhammadiyahan, tetapi juga mencakup pengembangan wawasan kebangsaan, analisis sosial-politik, serta keterampilan organisasi.
Sebagai organisasi mahasiswa, IMM sepenuhnya menyadari pentingnya hubungan antara falsafah, politik, dan perkaderan. Nilai-nilai Islam dan Muhammadiyah menjadi landasan filosofis bagi setiap kegiatan yang dilakukan. Kesadaran politik dibangkitkan sebagai bentuk tanggung jawab intelektual dan sosial untuk berkontribusi terhadap kemajuan bangsa. Sementara itu, perkaderan menjadi inti dari organisasi, memastikan bahwa penerus kepemimpinan dan perjuangan nilai-nilai dapat berjalan terus dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Dengan cara ini, filsafat menawarkan pandangan, politik berfungsi sebagai tempat bagi penerapan pandangan tersebut, dan pelatihan adalah langkah untuk menyiapkan individu-individu yang dapat merealisasikan pandangan itu. IMM, sebagai organisasi pelatihan, memiliki peranan penting dalam menciptakan kader-kader yang memiliki dasar filosofis yang kokoh, pemahaman politik yang luas, dan keahlian yang cukup untuk memberikan kontribusi bagi kemajuan masyarakat dan bangsa. Keterhubungan yang harmonis antara ketiganya menjadi kunci untuk mencapai masyarakat yang diimpikan.
Semangat perkaderan yang dihidupkan dalam diskusi ini menjadi pengingat akan tujuan luhur IMM. Semoga kader-kader IMM UNESA senantiasa istiqamah dalam menjalankan amanah organisasi, terus mengembangkan potensi diri, dan berkontribusi nyata dalam mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. []mzy