Stop Berharap Ada "Bintang" Jatuh! Bangun Pabriknya, Sekarang!
![]() |
| Gambar dari pinterest |
Dalam perjalanan sebuah organisasi, akan selalu ada momen-momen di mana kita berdecak kagum. Momen ketika kita menyaksikan seorang kader yang bersinar begitu terang, pemikirannya cemerlang, retorikanya memukau, dan kinerjanya melampaui ekspektasi. Kita pun merasa bangga. Tentu, kebanggaan itu sah dan wajar adanya.
Namun, di balik kebanggaan itu, ada sebuah pertanyaan reflektif yang perlu kita ajukan dengan jujur apakah lahirnya talenta hebat ini adalah buah dari sebuah keberuntungan, atau hasil dari sebuah rancangan yang disengaja?
Ini adalah sebuah perenungan tentang perbedaan mendasar antara menemukan talenta dan menciptakannya. Tentang pergeseran fokus dari sekadar memamerkan pahlawan menjadi membangun sebuah pabrik yang melahirkan para pahlawan.
Jebakan "Generasi Emas"
Setiap organisasi pernah mengalami apa yang disebut "generasi emas". Sebuah angkatan di mana tiba-tiba muncul sekelompok individu luar biasa yang membawa organisasi berlari kencang. Kita merayakannya, menjadikannya standar, dan berharap keajaiban itu akan terulang kembali.
Namun, terlalu bangga pada kader hebat yang muncul secara sporadis adalah sebuah jebakan yang berbahaya. Kader hebat bisa lahir di mana saja, seringkali karena faktor-faktor acak yang tak bisa kita kendalikan. Ia mungkin memiliki latar belakang keluarga yang mendukung, akses pendidikan yang lebih baik, atau sekadar bakat alami yang langka. Mengandalkan kemunculan mereka sama seperti seorang petani yang berharap panennya melimpah hanya dari hujan yang turun sesekali, tanpa pernah membangun sistem irigasi.
Talenta tanpa sistem hanyalah keberuntungan. Dan keberuntungan, seperti yang kita tahu, adalah sesuatu yang sangat fana. Ketika "generasi emas" itu lulus dan pergi, organisasi seringkali mengalami kekosongan, gagap, dan harus kembali menunggu datangnya keajaiban berikutnya.
Membangun Arsitektur Keunggulan
Di sinilah letak kebanggaan yang sesungguhnya harus kita tuju. Bukan pada saat kita menemukan kader hebat, melainkan pada saat kita memiliki sistem yang mampu melahirkan banyak kader hebat secara berkelanjutan.
Sistem bukanlah sekadar aturan birokrasi yang kaku. Ia adalah sebuah arsitektur yang dirancang dengan sadar untuk menumbuhkembangkan potensi. Ia adalah ekosistem yang terencana, yang memastikan bahwa setiap benih yang masuk, sekecil apa pun, akan mendapatkan nutrisi, cahaya, dan ruang untuk bertumbuh hingga mencapai potensi terbaiknya.
● Sistem adalah kurikulum perkaderan yang terstruktur, yang tidak hanya mentransfer pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter dan mengasah keterampilan.
● Sistem adalah mekanisme pendampingan yang personal, di mana kader senior tidak hanya memimpin, tetapi juga secara aktif menjadi mentor bagi generasi di bawahnya.
● Sistem adalah manajemen data dan talenta yang mampu memetakan potensi setiap kader dan memberikan mereka tantangan yang sesuai untuk bertumbuh.
● Sistem adalah budaya organisasi yang sehat, di mana meritokrasi dihargai lebih tinggi dari senioritas, serta kontribusi nyata lebih dimuliakan daripada sekadar citra
Organisasi yang bertumpu pada talenta individu akan mengalami pasang surut yang drastis. Namun, organisasi yang bertumpu pada sistem yang kokoh akan mengalami pertumbuhan yang stabil dan berkelanjutan.
Sistem yang baik tidak hanya melahirkan satu tipe pemimpin. Ia mampu mengidentifikasi beragam potensi dari sang pemikir, sang pelaksana, sang komunikator, sang penggerak yang kemudian memberikan jalur pengembangan yang sesuai untuk masing-masing. Ia memastikan bahwa standar kualitas kader tidak lagi bergantung pada faktor eksternal, melainkan pada keandalan proses internalnya.
Pada akhirnya, ini adalah soal mengubah cara kita memandang kebanggaan. Kebanggaan tertinggi bukanlah saat kita bisa berkata, "Lihat, kami punya satu kader yang luar biasa!"
Kebanggaan tertinggi adalah saat kita bisa berkata dengan penuh keyakinan, "Lihat, sistem kamilah yang telah melahirkan ratusan kader luar biasa, dan akan terus melahirkannya di masa depan."
Karena talenta adalah anugerah, namun sistem yang mampu melipatgandakan talenta adalah sebuah mahakarya. Dan itulah yang seharusnya menjadi tujuan dan warisan terbesar kita.

Komentar
Posting Komentar