Menapaki Langkah Nyata yang Berakar pada Nilai
![]() |
Gambar dari pinterest |
Penulis: IMMawan As'ad anggota Bidang kader Koorkom
Setiap manusia adalah bagian dari alur sejarah. Kita hidup dalam pusaran perubahan dinamika sosial yang tidak pernah berhenti. Setiap gagasan dan tindakan, sekecil apa pun, berpotensi memicu gelombang yang mengubah wajah masyarakat. Pertanyaannya bukan lagi apakah perubahan akan datang, melainkan apakah kita akan mengambil peran sebagai pengarah arus atau sekadar menjadi penumpang yang terbawa derasnya.
Perubahan sosial yang bermakna lahir dari kesadaran. Kesadaran itu mendorong kita untuk tidak hanya memikirkan diri sendiri, tetapi juga memikirkan kehidupan bersama. Ia menuntut kita untuk menautkan nilai-nilai yang kita yakini dengan langkah-langkah nyata, sehingga gagasan tidak berhenti di kepala, melainkan menjelma menjadi gerakan yang hidup.
Membaca Arah Perubahan
Perubahan sosial bukan peristiwa tunggal, melainkan hasil interaksi dari banyak faktor. Ada yang datang dari dalam masyarakat, seperti kesadaran kolektif dan inovasi, ada pula yang datang dari luar, seperti globalisasi, perkembangan teknologi, dan krisis yang memaksa kita beradaptasi.
Fauzi Fashri (2013) mengingatkan bahwa perubahan sosial adalah hasil dari relasi kuasa, struktur, dan ide yang saling berkelindan. Artinya, perubahan tidak pernah netral. Ia selalu dipengaruhi oleh siapa yang memegang kendali, apa yang menjadi kepentingan, dan bagaimana gagasan itu dibingkai. Memahami hal ini membuat kita tidak mudah terjebak pada gejala permukaan, tetapi berani melihat akar persoalan.
Bagi kaum muda, khususnya aktivis, ini berarti kita tidak cukup hanya mengamati atau mengomentari. Kita harus menjadi narator yang mampu mengurai kerumitan persoalan sosial, dari ketimpangan ekonomi hingga ketidakadilan struktural. Dengan pemahaman yang tajam, kita dapat bergerak bukan sekadar bereaksi, tetapi mengarahkan perubahan ke arah yang lebih adil.
Ketika peta perubahan semakin kompleks, kita membutuhkan pegangan yang tidak hanya memberi arah, tetapi juga menjaga kita dari arus yang menyesatkan. Inilah titik di mana nilai dan prinsip menjadi kompas. Tanpa keduanya, langkah kita mudah dibelokkan oleh kepentingan yang menyamar sebagai kebaikan, atau oleh tren yang memikat namun hampa makna.
Ideologi sebagai Kompas
Gerakan tanpa ideologi ibarat kapal tanpa kompas. Mungkin bergerak, tetapi mudah tersesat dan hanyut dalam kepentingan sesaat. Ideologi memberi arah, menjaga konsistensi, dan menjadi pengikat langkah.
Dalam Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Trilogi dan Trikoda bukan hanya slogan yang dihafal, melainkan nilai yang dihidupkan. Religiusitas, intelektualitas, dan humanitas bukan sekadar kata, tetapi prinsip yang mewarnai sikap, keputusan, dan tindakan. Ideologi seperti ini menjadi benteng yang mencegah gerakan tergelincir pada kepentingan pribadi atau tren sesaat yang mengaburkan tujuan.
Dari Pemikiran ke Pergerakan
Menjelmakan gagasan menjadi aksi bukan perkara instan. Ada tiga pijakan yang perlu dipegang.
Pertama, refleksi kritis. Kita perlu berhenti sejenak untuk bertanya: mengapa masalah ini terjadi, siapa yang terdampak, dan apa yang menjadi penyebab utamanya. Refleksi ini menuntut kejujuran pada fakta dan kesabaran untuk melihat persoalan secara utuh.
Kedua, inisiatif strategis. Semangat yang menggebu harus diterjemahkan menjadi rencana yang jelas dan langkah yang terukur. Tanpa strategi, gerakan hanya menjadi riuh tanpa arah. Dengan strategi, setiap upaya memiliki tujuan dan peluang berhasil yang lebih besar.
Ketiga, gerakan kolektif. Perubahan yang bertahan lahir dari kerja bersama. Kolaborasi memperluas jangkauan, memperkuat pengaruh, dan menumbuhkan rasa memiliki di antara pelaku perubahan. Gerakan kolektif memastikan bahwa cita-cita tidak hanya dimiliki oleh segelintir orang, tetapi menjadi tekad bersama.
Saatnya Bergerak
Perubahan sosial tidak lahir dari wacana semata. Ia tumbuh dari keberanian untuk memulai langkah, sekecil apa pun. Ideologi memberi arah, pengetahuan memberi pemahaman, dan kerja bersama memberi kekuatan.
Kita tidak perlu menunggu semua kondisi ideal. Kita hanya perlu memastikan bahwa setiap langkah kita berpihak pada nilai yang benar, dan setiap gerakan kita membawa kebaikan bagi lebih banyak orang. Dengan begitu, perubahan yang kita perjuangkan bukan hanya untuk hari ini, tetapi juga untuk masa depan yang kita wariskan.
Komentar
Posting Komentar